Sabtu, 21 April 2012

the ability to lead your self ...and inspire

PART I
"Dimana Ada Kemauan Disitu Ada Jalan
Dan jalan itu tidak selamanya mulus"….

Syukur,,,  
kata yang paling sering saya sebut saat saya duduk termenung dikamar yang lumayan besar berukuran 4 x 6 meter sebuah asrama putera Tabalong. Lahir dari keluarga sederhana disebuah desa yang berada dipedalaman Kalimantan, jauh dari hiruk pikuk kota, jauh dari bising nya suara kendaraan, jauh dari kemacetan dan yang pasti jauh dari polusi udara. Saya anak ketiga empat bersaudara, dan sekarang saya menjadi anak tertua karena kakak-kakak saya sudah mendapatkan kebahagiaan disamping tuhan.
Merenung ... Entah itu merenung atau melamun saya tidak tahu pasti, yang jelas  saya merasa saya sedang berada didalam sebuah mimpi, mimpi yang sangat nyata. Saya dilahirkan oleh seorang laki-laki yang sangat bertanggungjawab dan seorang ibu yang setulus hati menyayangi dan membesarkan saya. Mereka berdua mendidik saya dengan penuh kesabaran, sungguh orang tua yang luar biasa dan bijaksana. Saat ini umur saya sudah 21 tahun, sedang menjalani kuliah disalah satu Universitas terbesar yang ada di Kalimantan Selatan. Kuliah adalah hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Ayah berhenti sekolah saat berada di kelas 2 MTS, sedangkan ibu berhenti sebelum lulus  Sekolah Dasar. Saat SMP saya hanya ingin sekolah sampai SMA saja, tidak lebih.
Sekolah adalah alasan tepat untuk tidak bekerja membantu orang tua, karena pada saat itu saya dihadapkan pada dua pilihan. Sekolah atau membantu orang tua ???  saya tidak punya keinginan sekolah tetapi saya juga tidak ingin bekerja. Akhirnya saya memilih sekolah dan selalu mendapatkan peringkat terakhir dari pertama sekolah sampai saya lulus SLTP. Orang bilang saya bodoh, it’s oke no problem, dan saya sama sekali tidak malu mendengar kata-kata itu. Saat seseorang menanyakan nilai saya kepada orang tua saya meraka selalu menjawab “tidak ada perubahan”, dan celakanya saya tidak pernah merasa bersalah sedikitpun.
Orang tua saya selalu mengingatkan satu hal penting dalam kehidupan “buatlah orang lain bahagia jika kamu juga ingin bahagia”… saya tidak pernah memperdulikan kata-kata itu. Sampai Suatu hari saat pembagian rapot saat saya sekolah di kelas 1 satu SLTA orang tua saya terkejut melihat hasil rapot saya di semester 2 yang tertulis bahwa saya masuk dalam 10 besar peringkat dikelas. Saya melihat kebahgiaan itu terpancar di wajah ayah saya, dia dengan bangga menjawab pertanyaan orang lain bahwa saya sudah mulai berubah, dia bilang saya sudah masuk 10 besar kelas…
Sampai dirumah saya merabahkan tubuh disebuah kasur kecil dan berfikir kalau masuk 10 besar saja orang tua saya sudah sebahagia itu bagai mana kalau saya masuk 5 besar ???.  saya melamun sambil tertawa kecil…
########
Waktu libur sekolah sudah berakhir, aktivitas sekolah berjalan seperti biasanya. Saya berangkat sekolah dengan sepeda motor bekas yang dibelikan orang tua saya. Setiap hari jarak sejauh 7,5 KM saya tempuh untuk sekolah. Saat liburan orang tua saya berkata “kalau semester ini kamu bisa masuk 5 besar, apa yang kamu inginkan akan kami penuhi selama kami bisa memenuhinya”. Semangat untuk pergi kesekolah menundukkan segalanya, jarak 7,5 KM hanya saya tempuh dalam waktu 15 menit saja, sungguh mereka orang tua yang bisa membakar semangat anak nya. Disekolah saya belajar dengan giat, tekun, dan berusaha untuk menjadi yang terbaik. Saya tidak berfikir bagaimana cara agar masuk 5 besar, tetapi yang saya fikirkan adalah bagaimana cara menjadi yang terbaik. Bukan nomor 2 atau nomor 3, tapi saya ingin nomor 1. Dalam hidup ini saya selalu berpegang teguh pada sebuah kalimat yang selalu memotivasi semangat saya dan menjadi motto hidup “selama Orang Lain Bisa, Saya juga pasti bisa Melakukan nya !!!”.
Berusaha keras… itulah yang selalu saya lakukan untuk meraih angka 1. pada awal semester saat saya berada dikelas 2 SMA saya mengalami peningkatan yang cukup membuat orang tua dan teman-teman saya terkejut, saya naik peringkat dari peringkat 10 menjadi peringkat 2 dikelas sedangkan  posisi pertama masih dipegang teman saya Arief Rahman yang merupakan tetangga saya. Prestasi Ini tentu saja bukan karena saya menyogok guru dan kepala sekolah, tetapi memang karena saya punya suatu keinginan dan saya berusaha keras mencapai keinginan tersebut. “tinggal 1 langkah lagi angka 1 akan saya dapat kan” semangat saya bertambah beberapa kali lipat dari sebelumnya. Disemester berikutnya saya belajar lebih giat, disemester ini ada mata pelajaran Ilmu Komputer yang lumayan sulit buat saya. Tidak pernah menyentuh komputer sebelumnya membuat saya merasa harus mengikuti kursus komputer untuk mendongkrak nilai mata pelajaran Ilmu Komputer, berbeda dengan teman saya Arief, dia sudah mahir menggunakan komputer sejak lama. Tiga bulan saya kursus di kota Tanjung yang jarak nya lebih dari 30 KM dari tempat tinggal saya. Lelah.. capek.. sudah menjadi sahabat saya tapi semangat untuk menjadi nomor 1 mengalahkan segalanya.
Semester selanjut nya saya sangat yakin mendapatkan posisi pertama. Keyakinan itu muncul karena saya merasa usaha saya sudah sangat maksimal dan usaha itu pasti akan berbuah manis. Pengunguman juara kelas disampaikan oleh wali kelas. Beliau mengatakan bahwa seperti biasa banyak diantara kami yang nilai nya naik turun tidak karuan, sampai pada akhirnya dia mengumumkan juara kelas semester ini. Juara kelas XI IPS tahun ini adalah…. Detak jantung bertambah cepat hingga suaranya terdengar ditelinga saya. Juara pertama nya adalah Arief Rahman, kedua Rahmadi, dan ketiga Rinto. Detak jantung yang sebelumnya berdetak kencang seakan-akan kehilangan tenaga dan berhenti berdetak. Saya tersenyum dan menghela nafas panjang. “Huuuuh semester ini saya belum bisa mendapatkan si nomor 1, tapi ingat di, kamu masih punya banyak waktu kamu harus lebih giat lagi belajar dan jangan pernah mengurangi semangat mengejar si nomor 1” saya memberi motivasi untuk diri saya sendiri. Semester selanjut nya juara pertama tetap di pegang oleh teman saya. tambah semangaaaaat lagi adi. Entah apa yang membuat semangat saya sedikit pun tidak pernah luntur saya pun tidak tahu, hingga akhir nya saat kelulusan posisi 1 masih belum bisa saya rebut dari teman saya ^_^. Saya menyesall ???. tentu tidak. Saya bisa merasakan sensasi persaingan menjadi yang terbaik dikelas. Saya bisa mendapatkan nilai yang lumayan bagus dan yang paling membuat saya sering tersenyum saat melihat rapot saya adalah hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Saya bisa mendapatkan juara 2 dikelas dan juara itu bisa saya pertahankan 4 semester berturut sampai saya lulus dari SMAN 1 Bintang Ara yang menjadi saksi tempat pesaingan saya untuk menjadi yang terbaik dikelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar